17 Maret 2012

Penantian

Alhamdulilah, setelah hampir 3 tahun saya sudah begitu lelah dengan semua harapan yang sepertinya hanyalah mimpi, selama itu pula saya telah berada dalam kebohongan dan kekacauan, penghambat semua hal positif yang seharusnya dapat masuk dengan mudah dalam raga ini, lia, begitu lama sekali, entah perasaan ku yang terlalu menilaimu, atau memang kau juga merasakan hal yang sama, kau begitu dalam tertancap dalam hati ini, hingga terkadang tak ada lagi ruang kosong tersisa untuk dapat memikirkan orang lain selain kamu, lia, ketika kamu tahu betapa sungguh menderitanya hati ini tanpamu, ketika kamu tahu bahwa sesungguhnya hanya aku lah yang layak memiliki mu, lia, waktu memang tak dapat di ubah, aku yakin ada satu alasan kuat yang memaksamu untuk berlaku seperti itu, lia, aku begitu membutuhkan mu, hingga saat ini pun tak pernah sedikitpun otak ini terlewat untuk tidak memikirkan mu, kau benar-benar wanita yang benar dimataku, hatimu, kekurangan mu adalah penyempurna dalam hidupku, mewarnai setiap langkah yang tertapak dalam menjalani hari-hari yang tak mudah ini, lia, saat terakhir aku tak melihatmu di bangku sekolah setelah libur 3 minggu itu, sebelumnya terasa biasa saja, tak ada hal yang aneh, lalu seiring dengan berjalannya waktu, hampir 2 minggu berlalu sampai akhirnya aku sadar bahwa sudah bukan kamu lagi yang duduk di sebelah bangku ku, aku baru sadar kalau aku telah kehilangan mu, lia, tahukah kamu malam itu aku berjalan sendiri dalam kegelapan malam, menangis pilu karena ulahmu, lia, sempat pula aku berharap aku dapat mendapatkanmu kembali, aku terus menunggu, hari ke hari, minggu ke minggu, bulan ke bulan, hingga hitungan tahun pun muncul, tetap juga hanyalah kekosongan yang ku dapatkan, ada lagi ceriamu dalam hariku, tak ada lagi celoteh cerewet mu di pagi hari yang selalu membuat semua anak tersenyum manis, aku telah kehilangan orang yang begitu berarti dalam hidupku, kau yang mengubah hidupku menjadi lebih berarti sebelumnya, kau juga yang menyadarkan aku bagaimana kasih sayang yang sebenarnya, selama itu pula kepiluan dalam hati ini merebak semakin dalam menjadi sosokmu yang justru tak mau hilang, ini bukan cinta, hanya luapan emosi yang dalam saja seperti yang telah tuhan gariskan sebagai seorang manusia.
lia, hari ini, sungguh hari - hari yang aku tunggu, setelah sekian lama aku menunggu mu, walau terkadang aku hanya berani bermimpi saja untuk dapat bertemu dengan mu, hanya mengkhayalkan mu saja, saya pikir tuhan memberikan anugerahnya pada ku saat ini, ketika tadi aku kuliah ada 2 nomor panggilan tak terjawab dan itu dari kamu, sempat tak percaya bahwa itu kamu, kamu bilang "teman sebangkumu dulu, masa lupa", dalam ingatanku teman sebangku ku hanya kamu lia, aku jawab "lia ?" iya, sungguh hati ini bagai diterjang mentari pagi yang menghangatkan seisi dunia, lia kau juga masih mengingatku ternyata, aku begitu bahagia saat ini, lia. andai kamu tahu semua ini, andai kau dapat menerima semua ini, aku yakin semua akan terasa jauh lebih baik.
lia..

Tidak ada komentar: